Comedy As My Medication

I would like to start off by saying that comedy is not my only medication, but I would consider it to be one of my medications. Even before I ever acknowledged that I suffered from depression…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




canteen.

setelah memberikan bekal yang dijanjikannya, janitra mengambil ancang-ancang untuk duduk di hadapan madhava.

kalian gapapa kan kalo kita gabung sama temennya kak mada?”

gapapa sih, lagi pula kantin udah penuh juga” jawab tara. “cowo kamu temennya bang mada kan, aka?”

iya, harsa temennya bang mada kok” jawab raka saat mengambil posisi untuk duduk.

temen-temennya kakak pada kemana? kok ga ada.”

lagi mesen makan mereka, ini kakak makan ya bekalnya nitra.” ucap mada saat ingin membuka bekal buatan nitra. “oh iya, makan aja kak gapapa kok. maaf ya bekalnya cuma nasi goreng, soalnya yang cepet buatnya cuma nasi goreng.” nitra dengan rasa bersalahnya karena bekal yang diberikannya kepada mada hanya sekotak nasi goreng.

santai aja nitra, kakak mah asal makanan kakak makan kok. apalagi kalo nitra yang kasih.” tanpa sadar rona merah mulai menjalar di pipi janitra menandakan bahwa si empunya sedang salah tingkah akibat pria yang duduk dihadapannya ini.

lah ayangku, cintaku, manisku kenapa kamu disini?” mendengar suara harsa yang sekencang toa sekolah itu mulai membuat raka malu. “kamu bisa ga sih jangan kuat-kuat kalo ngomong, pelan-pelan aja aku ga budeg kok”

maaf sayang, aku cuma kaget aja kamu tiba-tiba disini kan.” jawab harsa yang segera mengambil tempat duduk di hadapan sang kekasih tercintanya yang sudah mulai lelah melihat kekasih alay nya ini.

lah jani, kok disini? kamu ya yang mau kasih bekal ke bang mada?” tanya dipta saat menepuk pundak janitra.

iya, dipta. kamu temennya kak mada ya?”

iya, aku temennya bang mada. kamu kan yang jadi partner olimpiade nya bang mada tahun ini.”

iya, aku partner olimpiade nya kak mada tahun ini.”

jadi, gimana-”

“ makan dulu dipta, nanti tanya-tanya nitra nya.”

saat sedang menikmati makanan mereka. ada seorag perempuan yang menghampiri mada.

mada, kamu nanti sibuk ga setelah pulang sekolah?”

ga sih, kenapa emangnya, rin?”

bisa anterin aku pulang ga sekalian aku mau beli beberapa barang buat tugas nih?” tanya rina, yang janitra yakini adalah teman sekelasnya mada.

bisa sih, nanti langsung ke parkiran aja nunggunya.”

makasih banyak ya mada!” ucap rina sambil memegang legan mada. “ iya, rin. sama-sama.”

setelah rina pergi, “lah, bukannya tu cewe yang suka sama lu ya, bang? kok gampang amat lu iyain nya.” sahut kara yang terkejut dengan interaksi mereka tadi.

ga tau gua. dia butuh dianter ya gua iyain aja selagi gua bisa.”

lu mah PHPin anak orang. ga boleh gitu lu, bang. nanti malah bikin geer tu anak lagi, ya kan yang.” ucap harsa sambil menanya pendapat raka.

iya, jangan gitu tau kak. jangan asal iya nanti anaknya kebawa perasaan kakak lebih susah nanti.” sahut janitra sambil menahan rasa cemburunya.

iya, nitra…. nanti kakak ga gitu lagi ya”

lu dibilangin sama sepupu gua aja baru nyahut lu bang.”

namanya diingetin sama orang cantik, ya nyahut lah.”

Add a comment

Related posts:

Rocketbook Partners with One Tree Planted to Help Save the Planet

Earth Day is April 22nd and if you’re like us, you’ve already figured out how you’re participating. Think of Earth Day as the start of the new year, setting goals to recycle, be more eco-conscious…